Jumat, 26 November 2010

FPMIPA UPI "Kampus Tercinta"



Gedung JICA dari arah selatan (Pintu Masuk)

FPMIPA (Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) UPI merupakan salah satu kampus bergengsi di Bandung yang menghasilkan berbagai lulusan unggulan yang bisa bersaing di dunia kerja dan pendidikan. Gedung FPMIPA UPI merupakan hibah dari Jepang, oleh karena itu gedung ini biasa dikenal dengan sebutan gedung JICA.

(Gedung JICA dulu, sebelum penanaman pohon)
Pada Fakultas ini, terdapat 5 jurusan yaitu Pendidikan Biologi, Pendidikan Kimia, Matematika, Fisika dan Komputer. Setiap jurusan dibagi lagi menjadi 2 Program Studi yaitu Pendidikan dan Non-Pendidikan (non-dik). Namun, saat ini jurusan komputer sudah memiliki gedung sendiri dan keberadaannya di gedung JICA digantikan oleh jurusan baru yaitu IPSE. Jurusan IPSE merupakan penjurusan internasional yang baru dirintis di MIPA.
(Bagian Tengah gedung JICA)

Gedung JICA terdiri atas 5 tingkat bangunan. Bagian selatan merupakan pintu utama dari gedung JICA. Selain itu, di lantai atasnya terdiri atas ruangan para dosen dan pejabat kampus serta beberapa ruangan kelas yang biasa digunakan oleh semua mahasiswa. Bagian barat terdiri atas cafetaria upi di lantai 1, auditorium yang sering digunakan sebagai tempat seminar nasional dan internasional di lantai 2-3, dan 4-5 merupakan ruangan pengontrolan. Di bagian utara, lantai 1-2 merupakan deretan Laboratorium Biologi dan ruangan dosen. Tingkat 3-4 merupakan laboratorium Fisika dan tingkat 5 merupakan ruangan Laboratorium Kimia. Di bagian Timur, di lantai 1 terdapat musholla, perpustakaan, dan beberapa ruangan dosen matematika, di lantai 2-3 merupakan ruangan perkuliahan dan ruangan dosen tertentu. sedangkan di Lantai 4 adalah ruangan besar yang biasa digunakan untuk perkuliahan umum seperti mata kuliah Kimia umum, Fisika umum, Biologi umum dan Matematika dasar.
Kampus JICA merupakan gedung yang diadaptasi dari bangunan-bangunan Jepang. Baik dari bahan-bahan yang digunakan serta bentuk yang unik. Hal inilah yang membedakan gedung JICA dengan gedung-gedung fakultas lain di Universitas Pendidikan Indonesia. Prestasi yang dihasilkan para mahasiswa di FPMIPA UPI juga tidak kalah dengan beberapa kampus bergengsi lainnya di Bandung. Maka tidak aneh, jika gedung ini beserta para mahasiswanya yang pintar sangat populer di kalangan mahasiswa dan dosen se-UPI.
Saya merupakan mahasiswi jurusan Pendidikan Biologi tingkat akhir yang sedang disibukkan dengan berbagai rutinitas kuliah yang semakin padat dan tugas plus-plus, dan saya bangga bisa kuliah dan menimba ilmu di gedung ini. Thanks God..

Kunjungan Laboratorium Instrumen FPMIPA UPI


Sebenarnya ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah yang saya kontrak saat ini, semester 7 yaitu "Toksikologi". Walaupun penuh dengan ketidakjelasan alias GJ, kami mahasiswa biologi tetap ngelaksanain tugas yg diamanahin ma ibu dosen tercinta..

Tanpa arahan and bimbingan sebelumnya, sudah dianggap dewasa and bisa segalanya mereun nya'.. amieennndd.. emang kita segala bisa.. ^^,
Kegiatannya dimulai dari jam 10.00-12.00 Langsung ke lantai 5, karena tempatnya cuman beda lantai aj dengan biologi..
Ternyata, kami dibagi menjadi 2 kloter. kelompok 1-6 menjadi kloter 1 dari jam 10.00-11.00, and 7-12 kloter ke 2 dari jam 11.00-12.00. And, alhasil kelompok saya yg kloter ke-2. Ampuuun, nunggu lagi deh.. tau lah, mahasiswa semester akhir tu banyak tugas and be a super busy.. gayyyaaa gan.. tapi, sebagian kelompok saya juga ada yang masuk ke kloter 1. cuman numpang absen ceunah.. (gak bole ditiru nih yg kayak gni.. tp kalo lgi kepepet mah, gak apa2..)

kloter 1, lamaaaa banget beresnya.. ternyata c ibu yang ngejelasin all about alat instrumen yang biasa di gunakan orang biologi mengira kami cuma 1 kloter. Y ampuuun, kasian kami yg kloter ke-2. waktunya mepet, jam 1 ada kuliah lagi. setelah masuk, kami dipaparin tentang GCMS, SSA, GC dan MS. Sedangkan alat lainnya, seperti HPLC dan FTIR dijelasin ama temen yang sebelumnya. Waktunya gak akan cukup gan.. saya si tertariknya ke SSA aja soalnya alat ini sepertinya akan sering saya gunakan beberapa bulan ke depan.. alat penelitian.. ^^

Beres penjelasan alat-alat.. kirain teh cuman pengenalan doank, udah deh,, eh dari c ibu dosen ternyata disuruh buat laporannya.. Padahal tau sendiri kan saya juga tidak penjelasan mendetail tentang semua alat. Alhasil, searching lagi deh..

Ni dibawah ini Rangkuman laporan Saya.. ^^,
Mudah-mudahan bermanfaat,, Amien..

PENGAMATAN ALAT-ALAT LABORATORIUM INSTRUMEN KIMA

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 03 November 2010
Waktu : 10.00-12.00
Tempat : Laboratorium Instrumen Kimia FPMIPA UPI

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui dan mempelajari cara kerja alat-alat di Laboratorium Instrumen.

C. LANDASAN TEORI
Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja,.
Laboratorium Instrumen digunakan untuk kegiatan praktikum kimia instrumen, kimia makanan, dan kimia pemisahan lanjut. Peralatan pendukung utama yang tersedia adalah HPLC, GC, GCMS, AAS, Spektrofotmeter UV/VIS, FTIR, COD/BOD, Turbidimeter, Centrifuge, Freeze dryer, dan oven/furnace, dan water demineralizer.
Selain kegiatan praktikum di atas, laboratorium instrumen juga melayani pengukuran yang diperlukan untuk kegiatan praktikum lain seperti praktikum kimia analisis lanjut, kimia analitik II, pengolahan air/limbah, kimia anorganik II, dan kimia organik/organik bahan alam.

D. HASIL PENGAMATAN
Pada praktikum kali ini, kami mahasiswa biologi Universitas Pendidikan Indonesia melakukan kegiatan kunjungan di Laboratorium Kimia Instrumen. Pada Laboratorium ini banyak terdapat alat-alat yang mendukung kegiatan praktikum di Biologi khususnya mata kuliah Toksikologi. Adapun alat-alat yang kami dapatkan yang tidak ada di Laboratorium Biologi adalah:
  1. GC merupakan alat atau suatu sistem yang dapat menganalsis sample berupa gas atau larutan yang dapat berubah menjadi gas pada tekanan dam temperatur tertentu. Prinsip dasarnya yaitu pemisahan komponen-komponen berdasarkan daya absorpsinya terhadap fasa diamnya. jadi yang namanya GC mempunyai dua fasa yaitu fas gerak (cariier gas) dan fasa diam.
  2. GC-MS merupakan pengembangan dari GC, cuma ditambah spektroskopi massa. dengan GC-MS senyawa2 yang sudah di pisahkan oleh GC dapat langsung dikethui dengan MS, melalui fragmen2nya. GCMS sangat baik untuk mengindetifikasikan senyawa2 fase nonpolar/titik leleh rendah. Pada GC-MS, adanya penambahan detector dari GC tsb. jadi kalu GC sudah menggunakan MS maka kita akan mengetahui senyawa-senyawa yang akan kita analysis berdasarkan dari berat komponen-komponen setiap peaknya berdasarkan mol weight nya juga dan kita kan tahu senyawa-senya yang telah kita injeksikan ke dalam GC tersebut senyawa apa.
  3. SSA. Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA), merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang.
  4. FTIR
  5. HPLC

Jumat, 12 November 2010

Tradisi Unik n Antik


Ini adalah saya, gadis desa tapi besar didaerah orang and alhamdulillah mendapat berbagai pengalaman sebagai pelajaran di dalam kehidupan. Inilah saya yang real.. Rumah khas di Lombok yang terbuat dari pagar dan beratapkan rumbia, tapi sekarang sudah tergantikan oleh genteng yang terbuat dari batu bata.

Suatu tradisi yang berasal dari nenek moyang. terkadang dianggap sebagai warisan budaya leluhur yang bernilai tinggi oleh beberapa orang tertentu. Namun, terkadang juga,, suatu tradisi dianggap kuno dan tidak modern, sehingga memperlambat modernisasi.
Di desa Kawo, Kecamatan Pujut Lombok Tengah, NTB, masih terdapat beberapa tradisi masyarakat setempat yang sampai sekarang terus dilakukan. Misalnya saja, budaya "begawe" yang merupakan syukuran atas pernikahan dari keluarga tertentu selama beberapa hari. "begawe" adalah semacam pemberitahuan ke khalayak umum atau masyarakat luas mengenai adanya suatu acara penting yang biasanya disertai dengan pesta dan makan-makan. Pernikahan di desa-desa biasanya terjadi setelah panen padi selesai yaitu sekali setahun. Begawe identik dengan makanan berupa daging yang dibumbui ala daerah tersebut, sayur ares (sayur yang bahan bakunya dari batang pisang), dan serebuk (sejenis gado-gado). Umumnya di acara ini, pada malam inti ada hiburan berupa nyanyian dari masyarakat setempat (biasanya Adip) dan ditonton oleh orang-orang setempat. Para muda mudi memanfaatkan acara ini untuk pertemuan dan mengobrol, selain itu bisa saja digunakan untuk mencari pasangan atau jodoh. Para pemudi yang datang menonton acara hiburan menggunakan sarung khas (bendang) yang mencirikan perempuan desa, sedangkan pemuda terkadang menggunakan pengikat kepala dan sarung khas daerah pula.


Rata TengahTradisi lama pada acara begawe, yang sudah mulai ditinggalkan adalah "ngumbuk". Sangat disayangkan sekali, tradisi ini sudah mulai punah di desa Kawo. Namun, ditempat lain, ada beberapa desa yang masih melakukan proses "ngumbuk". Ngumbuk dalam bahasa sasak memiliki pengertian yang luas. Namun, dalam hal ini penulis membatasinya pada ruang lingkup di satu desa saja, yaitu desa Kawo. Ngumbuk diartikan sebagai memberi suatu barang (sabun, makanan, dan minuman seperti sprite, coca cola dll) pada wanita yang disukai oleh pria yang dilakukan pada malam begawe. Ngumbuk merupakan pembuktian cinta pria tersebut pada wanita di khalayak umum. Istilah sekarang adalah proses mengatakan cinta. Pada saat pemberian barang, si cowo tidak langsung memberikan tetapi melalui perantara orang ketiga.
Terlalu banyak tradisi dan kebudayaan di desa ini yang belum diceritakan secara mendetail. Bagian diatas merupakan awal perkenalan mengenai desa yang merupakan tempat kelhiran saya ini.
Tradisi di atas menurut saya sebagai pemudi asli desa Kawo, sangat unik dan berbeda dari kebudayaan daerah luar yang pernah saya temui. Oleh karena itu, diperlukan suatu kesadaran untuk melestarikan dan mempromosikannya ke luar sebagai aset daerah. Selain itu, perlu ditekankan disini bahwa suatu tradisi jika dibarengi dengan kesadaran pribadi maka tidak akan menghalangi suatu perkembangan di desa tersebut, malah akan menambah nilai kekayaan desa.


(Masi Belajar menulis)
Mohon Kritikannya..