Jumat, 12 November 2010

Tradisi Unik n Antik


Ini adalah saya, gadis desa tapi besar didaerah orang and alhamdulillah mendapat berbagai pengalaman sebagai pelajaran di dalam kehidupan. Inilah saya yang real.. Rumah khas di Lombok yang terbuat dari pagar dan beratapkan rumbia, tapi sekarang sudah tergantikan oleh genteng yang terbuat dari batu bata.

Suatu tradisi yang berasal dari nenek moyang. terkadang dianggap sebagai warisan budaya leluhur yang bernilai tinggi oleh beberapa orang tertentu. Namun, terkadang juga,, suatu tradisi dianggap kuno dan tidak modern, sehingga memperlambat modernisasi.
Di desa Kawo, Kecamatan Pujut Lombok Tengah, NTB, masih terdapat beberapa tradisi masyarakat setempat yang sampai sekarang terus dilakukan. Misalnya saja, budaya "begawe" yang merupakan syukuran atas pernikahan dari keluarga tertentu selama beberapa hari. "begawe" adalah semacam pemberitahuan ke khalayak umum atau masyarakat luas mengenai adanya suatu acara penting yang biasanya disertai dengan pesta dan makan-makan. Pernikahan di desa-desa biasanya terjadi setelah panen padi selesai yaitu sekali setahun. Begawe identik dengan makanan berupa daging yang dibumbui ala daerah tersebut, sayur ares (sayur yang bahan bakunya dari batang pisang), dan serebuk (sejenis gado-gado). Umumnya di acara ini, pada malam inti ada hiburan berupa nyanyian dari masyarakat setempat (biasanya Adip) dan ditonton oleh orang-orang setempat. Para muda mudi memanfaatkan acara ini untuk pertemuan dan mengobrol, selain itu bisa saja digunakan untuk mencari pasangan atau jodoh. Para pemudi yang datang menonton acara hiburan menggunakan sarung khas (bendang) yang mencirikan perempuan desa, sedangkan pemuda terkadang menggunakan pengikat kepala dan sarung khas daerah pula.


Rata TengahTradisi lama pada acara begawe, yang sudah mulai ditinggalkan adalah "ngumbuk". Sangat disayangkan sekali, tradisi ini sudah mulai punah di desa Kawo. Namun, ditempat lain, ada beberapa desa yang masih melakukan proses "ngumbuk". Ngumbuk dalam bahasa sasak memiliki pengertian yang luas. Namun, dalam hal ini penulis membatasinya pada ruang lingkup di satu desa saja, yaitu desa Kawo. Ngumbuk diartikan sebagai memberi suatu barang (sabun, makanan, dan minuman seperti sprite, coca cola dll) pada wanita yang disukai oleh pria yang dilakukan pada malam begawe. Ngumbuk merupakan pembuktian cinta pria tersebut pada wanita di khalayak umum. Istilah sekarang adalah proses mengatakan cinta. Pada saat pemberian barang, si cowo tidak langsung memberikan tetapi melalui perantara orang ketiga.
Terlalu banyak tradisi dan kebudayaan di desa ini yang belum diceritakan secara mendetail. Bagian diatas merupakan awal perkenalan mengenai desa yang merupakan tempat kelhiran saya ini.
Tradisi di atas menurut saya sebagai pemudi asli desa Kawo, sangat unik dan berbeda dari kebudayaan daerah luar yang pernah saya temui. Oleh karena itu, diperlukan suatu kesadaran untuk melestarikan dan mempromosikannya ke luar sebagai aset daerah. Selain itu, perlu ditekankan disini bahwa suatu tradisi jika dibarengi dengan kesadaran pribadi maka tidak akan menghalangi suatu perkembangan di desa tersebut, malah akan menambah nilai kekayaan desa.


(Masi Belajar menulis)
Mohon Kritikannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar